30 April 2014

Obat penurun panas alami bagi yang alergi paracetamol



Inilah beberapa pilihan obat penurun panas tradisional yang dapat dicoba. Penting diperhatikan, dosis yang tercantum pada ramuan berikut adalah dosis untuk orang dewasa. Bila ingin diberikan kepada anak, bacalah aturan dosis bagi anak dan sesuaikan dengan tingkatan usianya. (Lihat boks: Dosis Aman untuk Anak.)

1. Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans)
Memiliki kandungan senyawa minyak atsiri, yaitu sekuiterpenketon yang bermanfaat untuk menurunkan panas. Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya putih kekuningan dan rasanya pahit.

Caranya: Cuci bersih 10 gram umbi lempuyang emprit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sendok makan (sdm) madu bunga kapuk, aduk rata. Berikan 3 kali sehari.

2. Kunyit (Curcuma longa)
Memiliki kandungan minyak atsiri, curcumin, turmeron dan zingiberen yang dapat bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi (anti-peradangan). Selain sebagai penurun panas, campuran ini juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya oranye.

Caranya: Cuci bersih 10 gram umbi kunyit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Tambahkan dengan perasan 1/2 buah jeruk nipis. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian campuran madu dan kunyit ini, kemudian berikan 3 kali sehari.

3. Sambiloto (Andrographis paniculata)
Seluruh bagian tanamannya dapat digunakan. Memiliki kandungan andrografolid lactones (zat pahit), diterpene, glucosides dan flavonoid yang dapat menurunkan panas. Bahkan pada tahun 1991 pernah diadakan penelitian di Thailand bahwa 6 g sambiloto per hari sama efektifnya dengan parasetamol.

Caranya: Rebus 10 gram daun sambiloto kering, 25 g umbi kunyit kering (2,5 ibu jari), dan 200 cc air. Rebus hingga mendidih dan airnya tinggal 100 cc, kemudian saring. Setelah hangat, tambahkan 100 cc madu bunga kapuk atau mahoni, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian, berikan 3 kali sehari.

4. Pegagan (Centella asiatica L.)
Tumbuhan yang dikenal pula dengan nama daun kaki kuda ini tumbuh merayap menutupi tanah. Daunnya berwarna hijau dan berbentuk seperti kipas ginjal. Memiliki kandungan triterpenoid, saponin, hydrocotyline, dan vellarine. Bermanfaat untuk menurunkan panas, revitalisasi tubuh dan pembuluh darah serta mampu memperkuat struktur jaringan tubuh. Pegagan juga bersifat menyejukkan atau mendinginkan, menambah tenaga dan menimbulkan selera makan.

Caranya : Rebus 1 genggam pegagan segar dengan 2 gelas air hingga mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan diminum 3 kali sehari.

5. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)
Penampilan temulawak menyerupai temu putih, hanya warna bunga dan rimpangnya berbeda. Bunga temulawak berwarna putih kuning atau kuning muda, sedangkan temu putih berwarna putih dengan tepi merah. Rimpang temulawak berwarna jingga kecokelatan, sedangkan rimpang bagian dalam temu putih berwarna kuning muda.

Temulawak memiliki zat aktif germacrene, xanthorrhizol, alpha betha curcumena, dan lain-lain. Manfaatnya sebagai antiinflamasi (antiperandangan), antibiotik, serta meningkatkan produksi dan sekresi empedu. Temulawak sejak dahulu banyak digunakan sebagai obat penurun panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, mag, perut kembung dan pegal-pegal.

Caranya : Cuci bersih 10 gram rimpang temulawak. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 campuran madu dan temulawak, kemudian berikan 3 kali sehari.

6. Bawang merah (Allium cepa L.)
Bawang merah sering digunakan sebagai bumbu dapur. Memiliki kandungan minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin.

Caranya: Kupas 5 butir bawang merah. Parut kasar dan tambahkan dengan minyak kelapa secukupnya, lalu balurkan ke ubun-ubun dan seluruh tubuh.

7. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
Selain daun kembang sepatu, Anda juga dapat memanfaatkan daun kapuk atau daun sirih. Kembang sepatu mengandung flavonoida, saponin dan polifenol. Daun kapuk mengandung flavonoida, saponin dan tanin. Daun sirih mengandung flavonoida, saponin, polifenol, dan minyak atsiri.

Caranya: Cuci bersih daunnya, keringkan dengan lap bersih, panaskan sebentar di atas api agar lemas. Remas-remas sehingga lemas, olesi dengan minyak kelapa, kompreskan pada perut dan kepala.

8. Meniran (Phyllanthus niruri L.)
Tinggi tanamannya mencapai 1 meter, tumbuh liar, daunnya berbentuk bulat tergolong daun majemuk bersirip genap. Seluruh bagian tanaman ini dapat digunakan. Memiliki kandungan lignan, flavonoid, alkaloid, triterpenoid, tanin, vitamin C, dan lain-lain. Bermanfaat untuk menurunkan panas dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Caranya: Rebus 1 genggam meniran segar dengan 2 gelas air hingga mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan diminum 3 kali sehari.

9. Air kelapa muda
Air kelapa muda banyak mengandung mineral, antara lain kalium. Pada saat panas, tubuh akan mengeluarkan banyak keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Nah, untuk menggantikan keringat yang keluar, perbanyaklah minum air kelapa.

Dosis Aman untuk Anak
Penggunaan tanaman obat dengan dosis yang tepat tidak akan menimbulkan efek samping dan aman. 

Berikut dosis yang direkomendasikan untuk anak:

Usia Dosis
Bayi 1/8 dosis dewasa
2­-5 tahun 1/4 dosis dewasa
6­-9 tahun 1/3 dosis dewasa
10-13 tahun 1/2 dosis dewasa
14-16 tahun 3/4 dosis dewasa

10. Tomat
Bahan-bahannya adalah siapkan tomat matang, air matang ½ gelas serta madu satu sendok makan.

Cara membuatnya yaitu tomat terlebih dahulu dicuci sampai bersih. Lalu tomat dilumatkan dengan menggunakan air matang ½ gelas, kemudian masukkan madu kedalamnya. Aduk sampai merata, setelah itu, diperas serta disaring. Dikonsumsi sehari tiga kali.

11. Daun Kacapiring
Bahan-bahannya adalah sediakan gula batu satu potong, daun kacapiring tujuh lembar dan air satu gelas.

Cara membuatnya yaitu daun kacapiring dicuci terlebih dulu. Kemudian daun kacapiring ditumbuk kasar menggunakan air. Setelah itu, disaring. Lalu masukkan gula batu kedalam air yang sudah disaring. Aduk hingga merata, setelah itu siap untuk diminum.

12. Gula Aren
Bahan-bahannya adalah siapkan gula aren sebanyak satu potong serta air hangat satu cangkir.

Cara membuatnya yaitu gula aren diseduh dengan air hangat lalu diaduk hingga merata kemudian diminum.

13. Akar Cincau 
Bahan-bahannya adalah sediakan akar cincau secukupnya dan air mendidih.

Cara membuatnya yaitu akar cincau dicuci hingga bersih. Lalu akar cincau tersebut diseduh dengan air mendidih. Diamkan beberapa menit, setelah itu disaring. Dapat langsung diminum.

14. Daun Asam Jawa
Bahan-bahannya adalah sediakan daun asam jawa satu genggam, adas pulawaras secukupnya serta air sebanyak ½ liter.

Cara membuatnya yaitu daun asam jawa dan adas terlebih dahulu dicuci sampai bersih. Setelah itu, semua bahan direbus hingga mendidih. Sesudah matang lalu disaring. Dikonsumsi sehari dua kali setiap pagi maupun sore hari.  

15. Bratawali
Bahan-bahannya adalah siapkan batang brotowali sebanyak dua jari serta air dua gelas.

Cara membuatnya yaitu batang brotowali terlebih dahulu dicuci hingga bersih. Setelah itu, batang brotowali direbus dengan air dua gelas sampai mendidih. Biarkan hingga airnya menjadi setengahnya. Sesudah matang, diamkan supaya dingin. Dikonsumsi dua kali sehari sebanyak ½ gelas. Serta dapat juga dengan menambahkan sedikit madu kedalamnya.

16. Daun Ubi Kayu
Bahan-bahannya adalah sediakan batang daun ubi kayu satu potong dan air tiga gelas.

Cara membuatnya yaitu batang daun ubi kayu terlebih dahulu dicuci hingga bersih. Setelah itu, direbus menggunakan air tiga gelas hingga mendidih. Setelah matang lalu rebusan tersebut disaring. Airnya dapat dikonsumsi sehari dua kali setiap pagi maupun sore hari. Atau bisa juga menggunakan daun ubi kayu yang ditumbuk sampai halus. Digunakan untuk kompres. 




0 comments:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *