Pohon jengkol berbuah secara musiman, antara November hingga Januari. Tanaman ini banyak ditemukan di Indonesia dan Malaysia. Tinggi pohon mencapai 26 meter, bisa hidup di dataran tinggi maupun rendah.
Jengkol mempunyai nama latin Pithecollobium Jiringa atau Pithecollobium Labatum, merupakan buah yang terkenal dengan aromanya yang khas dan banyak dihindari sebagian masyarakat, namun tidak sedikit juga yang menyukai buah ini, karena di Indonesia sendiri jengkol sudah menjadi makanan khas. Jengkol biasanya diolah menjadi balado jengkol, kerupuk jengkol, bahkan sudah banyak yang menciptakan keripik berbahan dasar jengkol. Keripik ini hampir tidak memiliki bau khas dari jengkol, selain dapat dijadikan cemilan atau teman makan.
Jengkol memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, diantaranya adalah:
1. Kaya zat gizi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jengkol juga kaya akan karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin.
Kandungan vitamin C pada 100 gram biji jengkol adalah 80mg, sedangkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari adalah 75mg untuk wanita dewasa dan 90mg untuk pria dewasa.
Vitamin C sangat dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan imunitas tubuh. Vitamin C juga banyak hubungannya dengan berbagai fungsi yang melibatkan respirasi sel dan kerja enzim yang mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti.
Di antara peran vitamin C adalah: (1) oksidasi fenilalanin menjadi tirosin, (2) reduksi ion ferri menjadi ferro dalam saluran pencernaan, sehingga besi lebih mudah untuk diserap, (3) melepaskan besi dari transferrin dalam plasma agar dapat bergabung ke dalam ferritin (simpanan besi) jaringan, (4) pengubahan asam folat menjadi bentuk yang aktif, yaitu asam folinat, serta (5) berperan dalam pembentukan hormon steroid dari kolesterol.
2. Tinggi protein
Jengkol merupakan sumber protein yang baik, yaitu 23,3g per 100g bahan. Kadar proteinnya jauh melebihi tempe yang selama ini dikenal sebagai sumber protein nabati, yaitu hanya 18,3g per 100g.
Kebutuhan protein setiap individu tentu saja berbeda-beda. Selain untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan, protein juga berfungsi membangun enzim, hormon, dan imunitas tubuh. Karena itu, protein sering disebut zat pembangun.
Protein juga memberikan efek menenangkan otak. Protein membantu otak bekerja dengan cepat dalam menerima pesan. Bagi anak-anak, protein sangat berperan untuk perkembangan tubuh dan sel otaknya. Pada orang dewasa, apabila terjadi luka memar dan sebagainya, protein dapat membangun kembali sel-sel yang rusak.
3. Kaya zat besi
Jengkol cukup kaya akan zat besi, yaitu 4,7g per 100g. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Gejala-gejala orang yang mengalami anemia defisiensi zat besi adalah kelelahan, lemah, pucat dan kurang bergairah, sakit kepala dan mudah marah, tidak mampu berkonsentrasi, serta rentan terhadap infeksi. Penderita anemia kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah sulit menelan.
Remaja, wanita hamil, ibu menyusui, orang dewasa, dan vegetarian adalah yang paling berisiko untuk mengalami kekurangan zat besi. Di dalam tubuh, besi sebagian terletak dalam sel-sel darah merah sebagai heme, suatu pigmen yang mengandung inti sebuah atom besi.
5. Tinggi kalsium
Jengkol juga sangat baik bagi kesehatan tulang karena tinggi kandungan kalsium, yaitu 140 mg/ 100 g. Peran kalsium pada umumnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi, serta mengatur proses biologis dalam tubuh.
Keperluan kalsium terbesar adalah pada saat masa pertumbuhan, tetapi pada masa dewasa konsumsi yang cukup sangat dianjurkan untuk memelihara kesehatan tulang. Konsumsi kalsium yang dianjurkan pada orang dewasa adalah 800 mg per hari.
Kandungan fosfor pada jengkol (166,7mg/100g) juga sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi, serta untuk penyimpanan dan pengeluaran energi. Dengan demikian, sesungguhnya banyak manfaat yang diperoleh dari mengonsumsi jengkol. Namun, konsumsi jengkol dapat memberikan efek bau tak sedap, baik pada saat bernapas maupun pada saat buang air besar dan air kecil. Berdasarkan penelitian Soemitro (1987), senyawa aktif dalam kulit halus buah cenderung menunjukkan efek penurunan kadar gula darah yang besar sehingga baik untuk penderita diabetes.
Bagi Anda yang sama sekali belum pernah mengkonsumsi jengkol mungkin tidak terlalu menganggap penting dan peduli, tapi bagi Anda pernah makan atau bahkan penggemar buah polong ini, nampaknya Anda perlu mengetahui manfaatnya.
Manfaat lain dari jengkol bagi kesehatan tubuh:
1. Mencegah Jantung koroner
Jengkol terdiri dari berbagai vitamin, asam jengkolat, mineral, dan serat yang tinggi. Jengkol memiliki khasiat diuretic yang dapat membantu melancarkan pembuangan urine, dan hal ini sangat menguntungkan bagi penderita penyakit jantung koroner.
2. Melangsingkan perut buncit
Seratnya dapat melancarkan buang air besar, dan secara tidak langsung dapat membantu melangsingkan perut yang buncit akibat sulit BAB. Karena itu juga jengkol digunakan sebagai bahan cuci perut yang ampuh selain apel.
3. Membantu mengatasi diabetes
Manfaat lainnya adalah mencegah penyakit diabetes/kencing manis dikarenakan kandungan asam dan mineralnya. Namun asam jengkolat yang terdapat di jengkol berupa kristal dan tidak mudah larut oleh air. Karena itu saran dalam mengkonsumsi jengkol adalah jangan berlebihan, karena ginjal bisa jadi tidak dapat menyaring asam tersebut dalam jumlah yang kelewat banyak hingga akhirnya mengalami sulit berhenti buang air kecil atau sering disebut anyang-anyangan atau kejengkolan.
4. Mengatasi diare
Menurut ahli botani asal Inggris, Isaac Henry Burkill (1935) lewat buku catatan berjudul; dictionnary of the economic products of the Malay peninsula, jengkol selain dipakai sebagai lauk pauk, juga dipakai untuk obat diare dalam dunia medis, bahan keramas rambut, dan bahan penambah karbohidrat.
4. Mengatasi diare
Menurut ahli botani asal Inggris, Isaac Henry Burkill (1935) lewat buku catatan berjudul; dictionnary of the economic products of the Malay peninsula, jengkol selain dipakai sebagai lauk pauk, juga dipakai untuk obat diare dalam dunia medis, bahan keramas rambut, dan bahan penambah karbohidrat.
Efek samping jika mengkonsumsi jengkol secara berlebihan:
Saat dicerna jengkol akan menyisakan zat yang disebut asam jengkolat (jencolid acid) yang dibuang ke ginjal. Di sinilah efek yang sering ditakuti oleh orang-orang, yaitu jengkoleun atau jengkolan. Jengkolan terjadi saat asam jengkolat yang memang sulit larut dalam air akhirnya mengendap dalam ginjal, membentuk kristal padat hingga bisa berakibat sulit membuang air seni. Jika pH darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja, tapi jika cenderung asam (pH kurang dari 7) asam jengkolat membentuk kristal tak larut.
Resiko terkena jengkolan ini tidak tergantung pada banyaknya jengkol yang dikonsumsi, melainkan sangat bergantung pada kerentanan tubuh seseorang. Orang yang rentan, mengonsumsi sedikit jengkol saja dapat menyebabkan terjadinya jengkolan. Apa yang memengaruhi kerentanan seseorang terhadap asam jengkolat belum jelas, tapi diduga akibat faktor genetik dan lingkungan.
Tips mengurangi bau jengkol:
Bagi Anda yang sama sekali belum pernah mengkonsumsi jengkol mungkin tidak terlalu menganggap penting dan peduli, tapi bagi Anda pernah makan atau bahkan penggemar buah polong ini, nampaknya Anda perlu mengetahui manfaatnya.
Cara mengurangi bau jengkol:
1. Rendam jengkol beberapa saat sebelum memasaknya.
2. Jika ingin kandungan bau agak berkurang, memarkan jengkol setelah direbus setengah matang, dan rendam kembali agar kandungan bau berkurang.
3. Makan timun setelah Anda makan jengkol.
4. Banyak-banyak minum air putih.
Sumber: dari berbagai sumber.
waaah, banyak juga ya ternyata manfaatnya, tapi baunya itu yg bikin nggak tahan
ReplyDeleteresep semur jengkol